Senin, 21 November 2011

Prawatan PICU,NICU dan sinar biru

A.      PERAWATAN NICU DAN PICU
1.        NICU ( Neonate Intensive Care Unit )
a.         Definisi NICU
Merupakan unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir ( neonatus ) yang memerlukan perawatan khusus misalnya berat badan rendah, fungsi pernafasan kurang sempurna, prematur, mengalami kesulitan dalam persalinan, menunjukkan tanda tanda mengkuatirkan dalam beberapa hari pertama kehidupan.
Definisi Ruangan NICU ( Neonatal Intensive Care Unit ) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.

b.         Level Perawatan Bayi Baru Lahira.
1)   Level I adalah untuk bayi risiko rendah, dengan kata lain bayi normal yang sering digunakan istilah rawat gabung (perawatan bersama ibu). Perawatan Level 1 mencakup bayi lahir sehat yang segera dilakukan rawat gabungdengan ibunya, sehingga dapat menunjang penggunaan ASI eksklusif.
2)   Level II adalah untuk bayi risiko tinggi tetapi pengawasan belum perlu intensif. Pada level ini bayi diawasi oleh perawat 24 jam, akan tetapi perbandingan perawat dan bayi tidak perlu Perawatan Level II meliputi perawatan bayi bermasalah yang memerlukan perawatan khusus yang terbagi menjadi dalam ruangan infeksi dan non infeksi. Adapun bayi yang dapat dirawat di level ini antara lain bayi dengan hiperbilirubinemia yang memerlukan terapi sinar maupun transfusi tukar; bayi berat badan lahi rrendah (BB 1500-kurang dari 2500 gram) atau sangat rendah (BB kurang dari 1500 gram), bayi kurang bulan (umur kehamilan di bawah 34-36 minggu) yang memerlukan perawatan dalam inkubator; bayi yang tidak dapat atau tidak boleh diberikan minum peroral, sehingga harus diberikaninfus intravena, bayi yang membutuhkan terapi oksigen, tetapi belum memerlukan alat bantu nafas mekanis, misalnya bayi dengan distres atau gangguan nafas, riwayat lahir tidak langsung menangis; bayi dengan gejala hipo glikemia (kadar gula darah rendah) atau ibu dengan riwayat diabetesmelitus; bayi dengan riwayat tindakan persalinan yang menyebabkan traumabayi lahir, misalnya dengan forcep atau vacum ekstraksi; bayi sakittersangka infeksi sedang-berat yang memerlukan pemberian antibiotikasecara intravena dan nutrisi intravena.
3)   Level III adalah untuk bayi risiko tinggi dengan pengawasan yang benar-benar ekstra ketat. Satu orang perawat yang bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24 jam penuh.Perawatan level III (NICU)meliputi perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil yang memerlukansupport alat bantu nafas mekanik (  Bubble Nasal CPAP atau Ventilatormekanik), tindakan operatif maupun pemberian obat-obatan atau tindakan intervensi khusus. Adapun bayi yang harus dirawat di NICU antara lain bayi dengan sindroma gawat nafas derajat 3 dan 4 yang memerlukan support alat bantu nafas mekanik ( Bubble Nasal CPAP atau Ventilator mekanik),Aspirasi air ketuban (  Meconeum Aspiration Syndrome ); Bayi berat badan lahir amat atau sangat rendah (kurang dari 1200 gram), atau bayi dengan umur kehamilan kurang dari 34 minggu yang belum mendapatkan obat kematangan paru; Bayi dengan kelainan kongenital yang membutuhkan tindakan operatif, misalnya bayi dengan obstruksi saluran pencernaan hernia diafragmatika, omfalokel, penyakit jantung bawaan, perforasi usus,atresia ani, dll; serta perawatan bayi pasca operasi besar yang membutuhkansupport ventilator mekanik; Bayi yang membutuhkan intervensi invasif,misalnya pemberian surfaktan, transfusi tukar, pemasangan akses umbilikal,pemasangan akses vena dalam dan akses arteri, ventilator mekanik.

c.         Fasilitas Ruang Perawatan Bayi Baru Lahir
1)   Level I: ruang perawatan biasa; pasien dirawat di ruang atau kamar biasadan tidak memerlukan alat atau fasilitas khusus.
2)   Level II: ruang perawatan memerlukan monitor dan inkubator.
3)   Level III: selain monitor dan inkubator, ruangan juga mesti difasilitasi ventilator. Monitor berfungsi untuk mengontrol detak jantung dan otak.Sedangkan ventilator untuk membantu sistem pernapasan.

d.        Lama Perawatan BBLR
Lamanya waktu perawatan pasien bayi dengan BBLR tentutergantung kasus. Namun biasanya mereka diperbolehkan pulang jika sudah mendekati tanggal kelahiran idealnya. Contoh bayi yang dilahirkan 6 minggu lebih dini dari seharusnya, biasanya mesti menjalani perawatan di rumah sakitkurang lebih 4 minggu, atau lebih cepat dua minggu dari kelahiran idealnya.Pertimbangan lainnya, bayi akan dipulangkan jika kondisi tubuhnya sudahstabil, organ-organ vitalnya sudah berfungsi baik, dan berbagai risiko yang mengancam sudah bisa dihindari. Salah satu indikatornya adalah kemampuan bayi untuk mengisap atau buang air besar dan kecil sudah baik.
e.         Perawatan Berorientasi Keluarga
Dewasa ini banyak NICU yang menganjurkan agar para orang tua melibatkan diri dalam melayani kebutuhan harian pada bayi. Staf NICU mengajari para orang tua apa yang dapat mereka lakukan, di mana menyimpan keperluan bayi, serta bagaimana cara memegang, menyentuh dan merawat bayi. Pelibatan orang tua dalam perawatan bayi berkisar pada penggantian popok sampai pada pemberian susu. Jika perlu, lebih dari satu kali biasanya perawat mengajar orang tua cara mengganti popok bayi yang berada di antara berbagai peralatan yang memonitornya, mencuci mukanya yang kecil dan merawat bayi ketika berada dalam inkubator. Di hari-hari pertama, mungkin orang tua baru diperbolehkan untuk hanya menyentuh bayi, tetapi jika bayi sudah cukup kuat, orang tua dapat merawat bayinya sendiri.

Peralatan yang Ada di NICU
Secara singkat beberapa peralatan yang ada di NICU yang biasa digunakan pada bayi-bayi yang dirawat di NICU, hal ini tergantung dari berat ringannya kondisi bayi.
a.         Feeding tube
Sering bayi di NICU tidak bisa mendapatkan makanan yang mereka butuhkan melalui mulut langsung, sehingga perawat akan memasang selang kecil melalui mulut sampai ke lambung. Sebagai jalan untuk memasukan ASi atau susu formula.

b.         Infant warmers
Ini adalah tempat tidur dengan penghangat yang ada diatasnya, sehingga bayi dapat terhindar dari hipotermi. Orang tua dapat menyentuh bayi di warmers, yang tentunya berbicara dulu kepada perawat.

c.         Inkubator
Ini adalah tempat tidur kecil yang tertutup oleh plastik keras yang transparan, suhu di inkubator diatur sesuai dengan kondisi bayi. Terdapat lubang disetiap samping inkubator sebagai jalan untuk perawat dan dokter memeriksa pasien. Orang tua dapat menyentuh bayinya lewat lubang tersebut.

d.        Jalur infus
Sebuah kateter kecil yang fleksibel yang dimasukan kedalam pembuluh darah vena. Hampir semua bayi yang dirawat di NICU diinfus untuk kebutuhan cairan dan obat-obatan, biasanya di lengan atau kaki atau bahkan dapat dibuat umbilical chateter  (sebuah kateter yang dimasukan keumbilical) pada situasi tertentu dibutuhkan IV line yang lebih besar untuk memasukan cairan dan obat-obatan, ini dilakukan oleh dokter bedah pediatrik.
e.         Monitor
Bayi di NICU tersambungkan ke monitor sehingga staff NICU akan selalumengetahui tanda-tanda vital mereka. Dalam satu monitor dapat terekambeberapa tanda-tanda vital, antara lain denyut nadi, pernafasan, tekanandarah, suhu dan SpO2 (kandungan oksigen dalam darah ).

f.          Blue light therapy
Terapi cahaya yang digunakan untuk bayi-bayi yang kadar bilirubinnya lebih tinggi dari normal, biasanya digunakan di atas bayi dengan bayi telanjang dan matanya ditutup dengan pelindung mata khusus, lamanya terapi cahaya tergantung dari penurunan kadar bilirubin, biasanya diperiksa ulang setelah 24 jam pemakaian cahaya.
g.         Bubble CPAP
Alat bantu napas dengan menggunakan canul kecil ke dalam lubang hidung bayi, hal ini biasanya digunakan untuk bayi yang sering lupa napas (apnoe).
h.         Ventilator
Mesin napas yang digunakan untuk bayi yang mempunyai gangguan nafas berat, hal ini dengan menggunakan selang kecil melalui hidung atau mulut sampai ke paru

2.        PICU ( Paediatric Intensive Care Unit )
Merupakan unit perawatan intensif untuk anak anak.Dilengkapi dengan Bed side panel (untuk oksigen, suction dan lampu), monitor, incubator canggih, pediatric respirator, baby blanket/blue lamp, serta perlengkapan yang diperlukan untuk terselenggaranya perawatan intesif dan kritis yang bermutu tinggi pada bayi baru lahir. Unit ini didukung oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli penyakit anak, perinatologis.
Unit Perawatan Intensif Pediatrik menyediakan perawatan yang sangat khusus untuk anak-anak sakit kritis dan neonatus. Unit ini dikelola dengan perawat yang khusus merawat anak-anak dengan penyakit jantung atau paru-paru, malformasi mengancam jiwa lahir, kepala berat dan trauma tubuh, luka bakar parah, pra-dan pasca-organ penerima transplantasi, pasca-operasi jantung, dan setiap penyakit medis. 
Layanan meliputi: 
-          Monitor elektronik lengkap dengan life-support systems.
-          Bronkoskopi fleksibel.
-          Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO)/Oksigenasi membran extracorporeal, untuk memberikan jantung sementara / melewati paru-paru untuk pernapasan reversibel atau gagal jantung pada neonatus dan anak yang lebih tua.
-          Perangkat pembantu ventrikel untuk menjembatani anak-anak dalam gagal jantung untuk transplantasi.

B.       PERAWATAN TERAPI SINAR (Sinar Biru)
Tata Cara (Perawatan Bayi dengan Terapi Sinar)
Dalam perawatan bayi dengan terapi sinar yang perlu diperhatikan tidak saja bayinya, tetapi juga perangkat yang dipergunakan. Hendaknya diperiksa apakah seluruh lampu telah terpasang dengan baik. Lampu yang digunakan sebaiknya tidak dipergunakan lebih dari 500 jam, yaitu guna menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu yang dipergunakan.
Hal-hal yang diperhatikan dalam perawatan bayi :
1.         Diusahakan agar bagian tubuh bayi yang kena sinar dapat seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi.
2.         Kedua mata dan gonad ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan cahaya.
3.         Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal.
4.         Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh yang terkena cahaya dapat menyeluruh.
5.         Suhu bayi diukur secara berkala 4-6 jam/kali.
6.         Kadar bilirubin diperiksa setiap 8 jam atau sekurang-kurangnya sekali dalam 24 jam.
7.         Hemoglobin juga harus diperiksa secara berkala terutama pada penderita dengan hemolisis.
8.         Perhatikan hidrasi bayi, bila perlu konsumsi cairan bayi dinaikkan.
9.         Lamanya terapi sinar dicatat.
Bila dalam evaluasi bayi tidak terlihat banyak perubahan dalam konsentrasi bilirubin, perlu diperhatikan kemungkinan lampu yang tidak efektif atau adanya komplikasi pada bayi seperti dehidrasi, hipoksia, infeksi dan metabolisme, dll. Dalam hal ini komplikasi tersebut harus diperbaiki.
Komplikasi terapi sinar
Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping. Di dalam penggunaan terapi sinar, penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi. Baik komplikasi segera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini bersifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara penggunaan terapi sinar yang telah dijelaskan di atas.
Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar
1.        Peningkatan ‘insensible water loss’ pada bayi.
Hal ini terutama akan terlihat pada bayi kurang bulan. Oh dkk. (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa. Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya.
2.        Frekuensi defekasi yang meningkat.
Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini, antara lain dikemukakan karena meningkatnya peristaltic usus (WIndorfer dkk., 1975). Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare terjadi karena efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus. Pemberian susu dengan kadar laktosa rendahakan mengurangi timbulnya diare. Teori ini masih belum dapat dibuktikan secara pasti, karenanya masih sering dipertentangkan (Chung dkk., 1976).
3.        Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ‘flea bite rash’ di daerah muka, badan, dan ekstremitas. Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan. Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya ‘bronze baby syndrome’ (Kopelman dkk., 1971). Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar. Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi.
4.        Gangguan retina
Kelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percobaan (Noell dkk., 1966). Penelitian Dobson dkk., (1975) tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi pada retina demikian pula fungsi mata pada umumnya. Walaupun demikian penyelidikan selanjutnya masih harus terus dijalankan.
5.        Gangguan pertumbuhan
Pada percobaan binatang ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics dkk., 1970). Lucey dkk., (1972) dan Drew dkk., (1976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar. Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan.
6.        Kenaikan suhu
Beberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu. Bila hal ini terjadi, terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan.
7.        Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum, letargi, iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita. Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya.
8.        Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti ialah kelainan gonad, terjadinya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain.
Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi. Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya. Mengingat hal itu, adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.

Terapi Sinar Biru pada Bayi Sakit Kuning
Penyakit kuning atau jaundice ini biasanya membuat kulit dan mata bayi berwarna kuning. Penyakit kuning bisa diderita bayi yang baru lahir hingga bayi berusia satu bulan.
Belum sempurnanya organ hati pada bayi menyebabkan kadar bilirubin tinggi dalam tubuh. Dalam tahap normal, keadaan bayi kuning tidak perlu dirisaukan. Dengan penanganan tepat, warna kuning pada bayi dapat berangsur-angsur hilang. Hal ini menunjukkan bahwa kerja organ hati telah berfungsi dengan baik.
Foto Terapy untuk Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir
Di Rumah Sakit, biasanya sudah disediakan fasilitas foto terapy, yaitu pencahayaan dengan sinar biru. Cahaya memecahkan bilirubin dalam kulit dan menjadikan penyakit kuning semakin pudar. Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa lama bayi menjalani terapi sinar biru tergantung pada kadar bilirubin, biasanya sekitar 2-4 hari. Bila kadar bilirubin 12-15 mg/dl, terapi dilakukan selama 2-3 hari. Bila kadarnya mencapai 15-20 mg/dl terapi dilakukan selama 3-4 hari.
Bayi kuning dianggap normal apabila kondisi tersebut berlangsung kurang dari dua minggu. Warna kuning pada tubuh pun tidak menjalar sampai telapak tangan dan telapak kaki.
Kondisi bayi kuning yang perlu diwaspadai antara lain:
-            Tubuh bayi sudah berwarna kuning sebelum 24 jam semenjak dilahirkan
-            Warna kuning pada bayi berlangsung selama lebih dari 2 minggu
-            Warna kuning menjalar hingga ke telapak tangan dan telapak kaki
-            Feses bayi bewarna pucat, tidak kekuningan
-            Kadar bilirubin dalam darah lebih dari 10% pada bayi prematur atau 12% pada bayi cukup usia.
Pada kondisi ini, bayi diduga mengalami infeksi berat, hemolisis autoimun (yaitu sel-sel darah putih menghancurkan sel-sel darah merah), atau kekurangan enzim tertentu. Jika tidak segera ditangani, bilirubin dapat meracuni otak atau dikenal dengan istilah acute bilirubin encephalopathy. Selain itu, dapat juga merusak syaraf sehingga menyebabkan tuli, cacat, terhambatnya pertumbuhan hingga kematian.

SUMBER :
Dalam http://www.medicalera.com/qna_answer.php?thread=3402 diakses pada Jumat, 20 Oktober 2011, jam 20.35 WITA.
Dalam http://karirperawat.blogspot.com/2009/11/tata-cara-perawatan-bayi-  dengan-terapi.html diakses pada Jumat, 20 Oktober 2011, jam 20.44 WITA
Dalam http://blogjoss-ridwan.blogspot.com/2010/10/pengertian-ruang-perawatan.html diakses pada Jumat, 20 Oktober 2011, jam 21.05 WITA
Dalam http://balimedhospital.co.id/konten/halaman_fasilitas.php?ditail=33 diakses pada Jumat, 20 Oktober 2011, jam 20.54 WITA
Dalam http://travelling.setyobudianto.com/2011/02/terapi-sinar-biru-pada-bayi-sakit.html diakses pada Jumat, 20 Oktober 2011, 21.38 jam WITA

4 komentar: